.::::::Cerah Ceria:::::.


Cerita Inspirasi Tentang Upah Kebaikan


Disiniajatempat, Suatu saat, di rumah sakit di mana ayah saya jadi ketua yayasannya,  ada seorang pasien dari Nias yang sedang dalam pemulihan tetapi ia  tidak punya keluarga sama sekali di Solo.
Ceritanya, ia datang dari  Nias untuk mengikuti seminar di Solo. Tiba-tiba ia sakit keras, dibawa   ke RS tersebut, lalu setelah selesai ditangani, pihak rumah sakit  kebingungan karena orang ini masih perlu dirawat jalan tetapi ia tidak  punya teman dan sanak keluarga di Solo. Lalu RS menelepon ayah saya,  dan mendengar hal ini, ibu saya berkata bahwa biarlah bapak tersebut  dirawat di rumah kami.
Selama tiga bulan, bapak ini dirawat dengan telaten.
Ia tidak bisa  bangun dari tempat tidur, makanan harus diblender, dan ia hanya bisa  makan ikan karena terbiasa demikian di kampung halaman. Jadilah ibu  beli blender khusus untuk ikan dan menyiapkan seseorang untuk mengurus  beliau.
Semua biaya juga ditanggung ibu saya, termasuk biaya obat,  interlokal ke Nias, dll. Kalau dipikir, saudara juga bukan, kenal juga  tidak, tapi ibu saya mau menerima orang tersebut di rumah kami dan  membiayai semua keperluannya.
Sepertinya, ibu saya di pihak yang rugi dalam keadaan ini, tetapi  ternyata justru pengorbananan dan kebaikan membawa kebahagiaan.  Profesor Sonja Lyubomirsky mengadakan percobaan. Ia meminta siswanya  melakukan kebaikan apa saja selama 10 minggu.
Ternyata tingkat kebahagiaan pada siswa di kelas itu meningkat, dan efek kebahagiaan  ini sudah bisa dirasakan dalam 15 hari pertama mereka melakukan  kebaikan.  Memberi bukan berarti berkurang, berbuat baik tidak berarti  rugi. Kata William John Bennett,  "Perbuatan yang baik dan penuh kasih  biasanya membawa upah yang sama." (EI)

Ketika Saya Muda, Saya Mengagumi Orang Yang Pintar. Sekarang Saya Tua, Saya Mengagumi Orang Yang Baik (Abraham Joshua Heschel)

Penulis : Esther Idayanti