Otoritas atau Pilihan ?
Di zaman lalu, iman membuat orang bertindak dengan suatu pola tertentu. Namun di zaman konsumerisme ini, pendekatan kita pada kehidupan seperti pergi ke supermarket dan memilih barang yang kita suka: orang memilih mau menikah dengan lawan jenis atau sesama jenis; mau jadi perempuan atau laki-laki. Bahkan dalam hal agama, mereka bisa “shopping” menerima apa yang mereka rasa nyaman, menggabungkan macam-macam pendapat dan membuang apa yang dirasa “kuno.” Tetapi Tuhan bukanlah “PILIHAN” kita, melainkan “OTORITAS” kita yang tertinggi. Ada pepatah, Bila Allah bukan Tuhan dari seluruh aspek kehidupan kita, Ia bukan Tuhan sama sekali bagi kita. Siapa yang menjadi tuan/boss atas hidup Anda? Tuhan atau Anda?
Dunia Moderen dan Bahayanya
Tantangan dunia modern adalah “Kita tidak butuh Tuhan.” Kalau sakit ada dokter, berdoa atau tidak, obat bisa sembuhkan. Kalau ingin bisnis berhasil, ada berbagai strategi marketing, tidak pusing berdoa. Biasanya manusia harus “kepepet” dulu, tanpa harapan, barulah ia mencari Tuhan. Mudah-mudahan kita tidak demikian. Kita mencari Tuhan karena memang tidak ada kehidupan, suka cita dan kedamaian sejati di luar Dia. Manusia bisa kaya, pandai, cantik, sukses, tetapi semua ini tidak menjamin kebahagiaannya, bila dalam hatinya masih ada kekosongan yang hanya bisa diisi oleh Tuhan.
Agama atau Spritualitas? Jadilah seseorang yang mengenal Tuhan, bukan mempelajari agama. Jadilah orang yang melakukan kehendak-Nya, bukan sekedar hafal peraturan agama. Orang bisa punya agama, tetapi mari memilih untuk memiliki hubungan dengan-Nya. Dua hal yang berbeda. Saya percaya, bila seseorang mencari Dia dengan segenap hati, Tuhan akan menyatakan diri-Nya. Katakan dalam doa Anda, “Tuhan, yang menciptakan Aku, nyatakan diri-Mu kepadaku.” (EI)
Tuhan Tidak Mau Sesuatu Dari Kita, Tuhan Cuma Mau kita. (C.S. LEWIS)
Penulis : Esther Idayanti
image :
