Clay Shirky berkata, “Peralatan sosial (sosial media) bukanlah sebuah kemajuan untuk masyarakat modern, melainkan sebuah tantangan.” Memang benar. Zaman komunikasi dan IT ini membawa tantangan tersendiri:
Tidak ada orang lagi yang memberi perhatian Lebih
Ada sebuah paradoks: sementara komunikasi menjadi lebih murah dan lebih canggih, maka semua orang berbicara, tetapi tidak ada yang mendengarkan. “Focused attention” menjadi barang langka. Pengalaman saya berkata, mengajar di zaman ini jauh lebih sulit dari pada 10 tahun lalu, karena masing-masing memegang gadget dan “berbicara” dengan orang lain yang berkilometer-kilometer jauhnya, sambil pura-pura mendengarkan. Jadi, berikan perhatian penuh bagi keluarga dan rekan Anda. Bila mereka berbicara, taruh gadget Anda. Atau katakan “Sebentar, saya selesaikan,” lalu pandang orang yang berbicara pada Anda.
Hubungan yang Sempit
Walaupun sosial media memberikan sebuah komunitas, tetapi komunitas ini “tipis” alias hubungan yang dibina tidak sekuat bila orang saling bertemu. Orang modern cenderung terlalu sibuk untuk saling bertemu muka dan mengobrol, sebagai gantinya mereka bertemu di media sosial. Tetapi bila Anda ingin memengaruhi hidup seseorang, tidak bisa melalui media sosial. Impartasi hanya bisa dilakukan saat Anda hadir dan menjadi mentor bagi orang lain.
Inflasi dari kata-kata
Ada inflasi uang, tapi juga ada inflasi kata-kata. Orang beriklan di internet, televisi, dll, dengan memberi pernyataan yang setengah benar, setengah pencintraan. Jadi orang cenderung menganggap kata-kata murah. Karena itu, bila Anda ingin menjadi orang yang dipercaya, pastikan kata-kata Anda sesuai dengan hidup Anda.
Intinya, bila Anda ingin “berkomunikasi efektif” di zaman ini, yang penting bukan media sosial tercanggih melainkan berikan perhatian penuh, interaksi langsung, dan pastikan integritas dalam perkataan Anda (EI)
Satu Pertemuan Adalah Jauh Lebih Baik Dari Seribu Internet / Kata-kata di media Sosial (Stephen Richards)
Penulis : Esther Idayanti
image :
